MAKALAH TENTANG ULAR
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT, karena rahmat-Nya penulis dapat menyelsaikan dan dapat menyusun
makalah tentang ''observasi
ular'' guna memenuhi tugas mata pelajaran bahasa indonesia.
Pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharap saran dan
kritik membangun yang di tunjukkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi semua pihak.
BAB I
1. WACANA
PEMBUKA
Di
beberapa daerah ngatakan bahwa hewan tersebut termasuk hewan yang menakutkan /
binatang buas, namun hewan ini bukan hanya menakutkan, tetapi juga mempunyai
manfaat, seperti di buat obat, kulitnya bisa digunakan, dan lain-lain.
2. PERUMUSAN
MASALAH
1.
Apa pengertian dari
ular?
2.
Apa evolusi dari
ular?
3.
Bagaimana habitatnya?
4.
Apa makanannya?
5.
Bagaimana ciri-cirinya?
6.
Bagaimana perilakunya?
7.
Bagaimana sistem reproduksinya?
8.
Apa hubungan antara ular dengan
manusia?
9.
Apa macam-macamnya ular?
3. TUJUAN
Untuk mengetahui dengan
sejelas-jelasnya tentang ular seisinya.
4. MANFAAT
1.
Mengetahui ular dengan
seisinya
2.
Menambah Wawasan
Tentang Ular
BAB II
1.
PENGERTIAN ULAR
Ular adalah
reptilia tak berkaki dan bertubuh panjang. Ular memiliki sisik seperti kadal dan
sama-sama digolongkan ke dalam reptil bersisik (Squamata). Perbedaannya
adalah kadal pada umumnya berkaki, memiliki lubang telinga, dan kelopak mata
yang dapat dibuka tutup. Akan tetapi untuk kasus-kasus kadal tak berkaki
(misalnya Ophisaurus spp.) perbedaan ini menjadi kabur dan tidak
dapat dijadikan pegangan. namun ular tetap dapat dibedakan karena ular tidak
memiliki telinga dan kelopak mata.
2. EVOLUSI
Ular diperkirakan telah berevolusi
dari kadal terestrial
sejak pertengahan zaman Jurassic (174,1-163,5 juta tahun yang lalu). Fosil ular
tertua yang diketahui, Eophis underwoodi, adalah
ular kecil yang hidup di daratan Inggris selatan sekitar 167 juta tahun yang
lalu.
3. HABITAT
Ular merupakan salah satu reptilia
yang paling sukses berkembang di dunia. Di gunung, hutan, gurun, dataran
rendah, lahan pertanian, lingkungan pemukiman, sampai ke lautan, dapat
ditemukan ular. Kebanyakan spesies ular hidup di daerah tropis, sebagaimana
umumnya hewan berdarah dingin, ular tidak dapat ditemui di
tempat-tempat tertentu seperti di puncak-puncak gunung dan daerah padang salju
atau kutub. Ular juga tidak bisa ditemui di daerah Irlandia, Selandia baru, Greenland,
pulau-pulau terisolasi di Pasifik seperti Hawaii, serta Samudera Atlantik.
Banyak jenis-jenis ular yang sepanjang
hidupnya berkelana di pepohonan dan hampir tak pernah menginjak tanah. Banyak
jenis yang lain hidup melata di atas permukaan tanah atau menyusup-nyusup di
bawah serasah atau tumpukan bebatuan. Ada juga ular yang hidup di sungai, rawa, danau, dan laut.
4. MAKANAN
Ular adalah hewan karnivora, mereka
memangsa berbagai jenis hewan lebih kecil dari tubuhnya. Ular pohon dan ular
darat memangsa burung, mamalia, kodok, jenis-jenis
reptil yang lain,
termasuk telur-telurnya. Ular-ular besar seperti ular sanca kembang dapat memangsa kambing, kijang, rusa dan bahkan
manusia. Ular-ular yang hidup di perairan memangsa ikan, kodok, berudu,
dan bahkan telur ikan.
Ular memakan seluruh mangsanya tanpa
sisa dan mampu mengkonsumsi mangsa tiga kali lebih besar dari diameter kepala
mereka. Hal ini dikarenakan rahang mereka lebih rendah dan dapat terpisah dari
rahang atas. Selain itu ular memiliki gigi menghadap kebelakang yang menahan
mangsanya tetap di mulut mereka. Hal ini mencegah mangsa melarikan diri.
5. CIRI-CIRI
Ular tidak memiliki daun telinga dan
gendang telinga, tidak mempunyai keistimewaan atau ketajaman indera mata maupun
telinga. Matanya selalu terbuka dan dilapisi selaput tipis sehingga mudah
melihat gerakan di sekelilingnya, namun tidak dapat memfokuskan pandangannya.
Ular hanya dapat melihat dengan jelas dalam jarak dekat. Indera yang menjadi
andalan ular adalah sisik pada perutnya, yang dapat menangkap getaran langkah
manusia atau binatang lainnya. Ular tidak membau mangsa melalui lubang hidung,
melainkan menggunakan lidah mereka yang dapat mendeteksi bau di udara. Organ
ini biasa disebut organ Jacobson. beberapa jenis ular juga dapat mengetahui
perubahan suhu karena kedatangan makhluk lainnya, contohnya ular tanah memiliki
ceruk pendeteksi panas yang peka sekali. Organ itu berfungsi untuk mendeteksi
energi panas (kalor) yang terpancar dari badan hewan berdarah panas.
6. PERILAKU
Ular memakan mangsanya bulat-bulat,
tanpa dikunyah menjadi keping-keping yang lebih kecil. Gigi di mulut ular tidak
memiliki fungsi untuk mengunyah, melainkan sekedar untuk memegang mangsanya
agar tidak mudah terlepas. Agar lancar menelan, ular biasanya memilih menelan
mangsa dengan kepalanya lebih dahulu.
Beberapa jenis ular, seperti sanca
dan ular tikus, membunuh
mangsa dengan cara melilitnya hingga tak bisa bernapas. Ular-ular berbisa
membunuh mangsa dengan bisanya, yang dapat melumpuhkan sistem saraf pernapasan
dan jantung (neurotoksin), atau yang dapat merusak peredaran darah
(hemotoksin), dalam beberapa menit saja. Bisa yang disuntikkan melalui gigitan
ular itu biasanya sekaligus mengandung enzim pencerna, yang memudahkan
pencernaan makanan itu apabila telah ditelan.
Seperti kebanyakan reptilia lain,
untuk menghangatkan suhu tubuh dan juga untuk membantu kelancaran pencernaan,
ular kerap kali berjemur (basking) di bawah sinar matahari. Sebagai
hewan eksoterm, berjemur
merupakan salah cara ular mempertahankan suhu tubuhnya secara eksternal. Ular
yang hidup didaerah sub-tropis selalu berhibernasi selama
musim dingin. Ular juga harus berganti kulit tiga sampai enam kali per tahun.
7. REPRODUKSI
Sekitar 70% dari semua jenis ular
berkembang biak dengan bertelur (ovipar). Jumlah telurnya bisa beberapa butir
saja, hingga puluhan dan ratusan butir. Ular meletakkan telurnya di
lubang-lubang tanah, gua, lubang kayu lapuk, atau di bawah timbunan daun-daun
kering. Beberapa jenis ular diketahui menunggui telurnya hingga menetas; bahkan
ular sanca ‘mengerami’ telur-telurnya.
Sebagian ular, seperti ular kadut belang, ular pucuk dan ular bangkai laut ‘melahirkan’ anak. Sebetulnya,
ular-ular ini tidak melahirkan seperti halnya mamalia, melainkan telurnya
berkembang dan menetas di dalam tubuh induknya (ovovivipar), lalu
keluar sebagai ular kecil-kecil. Sejenis ular primitif, yakni ular buta atau ular kawat (Indotyphlops
braminus), sejauh ini hanya diketahui yang betinanya. Ular yang mirip
cacing kecil ini diduga mampu bertelur dan berbiak tanpa ular jantan (partenogenesis).
8. ULAR DENGAN MANUSIA
Dalam kitab-kitab suci, ular
kebanyakan dianggap sebagai musuh manusia. Dalam Alkitab (Perjanjian Lama) diceritakan bahwa Iblis menjelma
dalam bentuk ular, dan membujuk Hawa dan Adam sehingga terpedaya dan harus keluar
dari Taman Eden. Dalam kisah Mahabharata, Kresna kecil
sebagai penjelmaan Dewa Wisnu mengalahkan
ular berkepala lima yang jahat. Dalam salah satu Hadits Rasulullah saw. pun ada
anjuran untuk membunuh "ular hitam yang masuk/berada di dalam rumah".
Anggapan-anggapan ini turut
berpengaruh dan menjadikan kebanyakan orang merasa benci (jika bukan takut)
kepada ular. Meskipun sesungguhnya ketakutan itu kurang beralasan, atau lebih
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan orang umumnya terhadap sifat-sifat dan
bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh ular. Pada kenyataannya, kasus gigitan
ular yang sampai menyebabkan kematian sangat jauh lebih sedikit jika
dibandingkan dengan kasus kecelakaan di jalan raya, atau kasus kematian oleh
penyakit akibat gigitan nyamuk.
Pada pihak yang lain, ular telah
ratusan atau ribuan tahun dieksploitasi dan dimanfaatkan oleh manusia. Ular
kobra yang amat berbisa dan ular sanca pembelit kerap digunakan dalam
pertunjukan-pertunjukan keberanian. Empedu, darah dan daging beberapa jenis
ular dianggap sebagai obat berkhasiat tinggi, terutama di Tiongkok dan daerah
Timur lainnya. Sementara itu kulit beberapa jenis ular memiliki nilai yang
tinggi sebagai bahan perhiasan, sepatu dan tas. Seperti halnya biawak, kulit ular
(terutama ular sanca, ular karung, dan ular anakonda) yang diperdagangkan di seluruh
dunia mencapai ratusan ribu hingga jutaan helai kulit mentah per tahun.
Dalam kenyataannya, ular justru kini
semakin punah akibat berbagai penangkapan, pembunuhan yang tidak berdasar,
serta kerusakan habitat dan lingkungan hidupnya. Ular-ular yang dulu turut
serta berperan dalam mengontrol populasi tikus di sawah
dan kebun, kini umumnya telah habis atau menyusut jumlahnya. Maka tidak heran,
di tempat-tempat yang sawah dan padinya rusak dilanda gerombolan tikus, seperti
di beberapa tempat di Kabupaten Sleman, Jogjakarta, petani setempat kini memerlukan
untuk melepaskan kembali (reintroduksi) berbagai jenis ular sawah dan melarang
pemburuan ular di desanya.
Manusia sebenarnya tidak usah takut
pada ular karena ular sendiri yang sebenarnya takut pada manusia. Ular tidak
dapat mengejar manusia, gerakannya yang lamban bukan tandingan manusia. Rata
rata ular bergerak sekitar 1,6 km per jam, jenis tercepat adalah ular mamba dari Afrika
yang bisa lari dengan kecepatan 11 km per jam. Sedangkan manusia, sebagai
perbandingan, dapat berlari antara 16-24 km per jam.
9. MACAM-MACAM ULAR
Ada lebih dari 2.900 spesies ular.
Dari jumlah tersebut, 375 spesies merupakan ular berbisa. Ular berbisa adalah
sebutan umum bagi ular-ular yang memiliki venom. Jenis ular
berbisa paling mematikan adalah ular taipan dari
Australia. Dari kebanyakan ular yang berbisa, kebanyakan bisanya tidak cukup
berbahaya bagi manusia. Umumnya, ular berusaha menghindar bila bertemu manusia.
Ular-ular primitif, seperti ular kawat, ular
karung, ular kepala dua, dan ular sanca, adalah jenis-jenis ular yang tidak
berbisa. Ular-ular yang berbisa kebanyakan termasuk suku Colubridae,
tetapi bisanya pada umumnya memiliki kadar venom yang lemah. Ular-ular yang
berbisa kuat di Indonesia biasanya termasuk ke dalam salah satu suku Elapidae
seperti ular sendok, ular
belang, dan ular cabai. Kemudian yang termasuk dalam suku Hydrophiidae
seperti ular laut, dan Viperidae
seperti ular tanah, ular bangkai laut, dan ular bandotan.
Beberapa jenisnya, sebagai contoh:
BAB III
SIMPULAN
Ular adalah
termasuk hewan reptil yang ada di Indonesia. Ular memiliki banyak jenis yang
beraneka ragam. Hewan ini memiliki bisa yang di gunakan untuk menangkap mangsa
dan sebagai pelindung diri dari musuhnya.
Ular bukan hanya sebagai binatang buas, namun ular juga memiliki beribu
manfaat.
gileee kereen disini juga ada loh gannn
BalasHapushttp://ularct12.over-blog.com/
.